Tuesday, December 21, 2010

The Pray for my Mom is my letter to God. so God, Please listen...

Mama ku sayang....

 
22 desember. Hari ibu. Selamat hari ibu, untuk semua ibu di dunia ini.. dan untuk mamaku tersayang. Mama sekarang sakit, senyum mama tak secerah dulu, tubuhnya tak sekuat dulu. Kakinya tak lagi kuat bejalan jauh. Mama sering menangis. Terlalu sering. Dia menangis saat melihat wajah anak-anaknya, dia menangis saat jam makan siang datang terlalu lama. Bahkan mama juga sering menangis tanpa sebab. Mama terlalu sering bersedih… 

Keinginan mama, sama seperti orang tua lainnya. Mama ingin semua anakknya bahagia dan sukses. Mama dan papa berjuang keras untuk itu, menyekolahkan kami setiggi mungkin. Bekerja siang dan malam, pontang-panting mencari pinjaman uang untuk kami. Menebalkan muka, membuang rasa malu. Menjatuhkan harga diri. Hanya demi kami. Anak-anaknya. Mama, sudah terlalu banyak berjuang.

Mama ingin menunaikan ibadah haji, mama sangat mendambakannya. Tapi apa daya, kami tak punya biaya. Mama mulai menabung. Seadanya. Sekarang mama sakit, tapi mama tetap mendambakan dapat pergi ke tanah suci. Menabung rupiah demi rupiah, berdoa siang dan malam. Mama menangis dalam doanya. Mama tertalu banyak menangis.

Aku ingat saat aku masih di sekolah dasar, aku sering mememani mama dinas malam di sebuah rumah bersalin. Kami berangkat jam 9 malam, menunggu angkot yang kadang muncul kadang tidak. Jika angkot tidak muncul, kami berjalan kaki. Aku menyandang tasku yang berisi baju sekolah. Jika aku ikut mama, mama bilang aku akan lebih dekat berjalan kesekolah, dan itu akan menghemat ongkos. Hampir setiap mama dapat giliran dinas malam aku ikut. Aku senang menemani mama.

Saat mama mulai sakit, aku pernah sekali mengantar mama dinas sore, saat turun dari motor, wajah mama gelisah. Saat kutanya, mama bilang, “temani mama, mama takut. “ . aku mengajak mama pulang saja, tapi mama menolak dan menyuruhku pulang. Aku tahu, kalau mama pulang, berarti kami tidak dapat uang. Akhirnya aku pulang ke rumah. Mama, terlalu banyak berkorban.

Sekarang mama sakit, dan hanya bisa duduk dirumah, sesekali datang ke kantor. Rutinitas mama selalu sama setiap harinya. Bangun, sholat subuh, mandi, sarapan, lalu menonton tv menunggu waktu dzuhur. Kemudian makan siang, tidur siang sampai jam ashar tiba, mandi sore, menonton tv lagi. Setelah sholat magrib dan makan malam, mama duduk di teras depan, bercerita dengan papa. Setelah sholat isya mamapun tidur. Menunggu rutinitas itu berputar kembali. Mama sudah tua.

Sesekali aku menelpon mama, atau mama menelponku. Yang kutemui selalu sama. Mama menangis  lagi. Aku hanya bisa menanyakan kabar mama setenang mungkin, mengajaknya bercerita dan tertawa. Saat tak tahan lagi, aku mencari alasan untuk mengakhiri telepon kami. Menjatuhkan airmata yang tertahan sejak tadi. Mama benar-benar terlalu banyak menangis.

Ya Allah, Tulisanku ini hanya sebagian kecil perjuangan mama yang bisa kuingat. Engkau pasti jauh lebih tahu akan semua perjuangan dan pengorbananya untuk kami semua, anak-anaknya. Aku hanya minta satu hal pada-Mu, berikanlah surga-Mu pada mama, mama, mama, dan papaku. Rahmatilah semua perbuatannya, buatlah ia kembali tertawa, aku mohon, jangan buat dia bersedih lagi, MAMA SUDAH TERLALU BANYAK BERSEDIH. Tolong simpan air matanya untuk saat-saat bahagia. Limpahkanlah segala rizki, karunia, serta ridho-Mu kepadanya. Ya ALLAH, tolong sembuhkan mama dan papa. Buatlah semua rasa sakit yang mereka rasakan dapat melunturkan semua dosa-dosa mereka… Berikanlah kemudahan dalam segala urusan mereka, dan berikanlah yang terbaik untuk mereka, APAPUN  ITU. AMIN…..

“Allahuma firli dzunubi wali wali dayya warhamhuma kama robbayani shoghiro….”