Saturday, June 8, 2013

Di Bawah Pohon Itu

Bayu berlari-lari kecil dari kelasnya menuju pohon besar di samping perpustakaan sekolah, Laluna sudah menunggunya di sana. Sudah satu bulan terakhir ini Bayu dan Laluna selalu bersama, di asrama panti, sekolah, dan di taman belakang asrama. Anak-anak panti yang lain bahkan menyebut mereka dua orang aneh yang berjodoh, karena sebelum kedatangan Laluna Bayu nyaris tidak pernah tertarik untuk bergaul dengan anak panti lainnya. Bayu tersengal-sengal saat sampai di bawah pohon. Laluna menyambutnya dengan senyum manis.

"Maaf, tadi pak guru menyuruhku membersihkan papan tulis terlebih dahulu." ucap Bayu masih tersengal-sengal.

"Gak papa kok, aku juga baru sampai." Laluna nyengir. Bayu pun duduk di samping Laluna dan membuka kotak bekalnya.

"Ayo makan, aku udah laper." Bayu mengernyit sambil mengelus-elus perutnya. Laluna tersenyum dan mengangguk sambil membuka bekal makannya. Mereka makan dalam diam, yang terdengar hanyalah suara Bayu mengunyah makanannya dengan kecepatan super. Laluna hanya tersenyum simpul melihatnya.

"Aaaah... kenyang!" Bayu bersendawa kecil setelah melahap habis bekalnya hanya dalam hitungan menit, sedangkan Laluna baru menghabiskan setengah bekalnya. "Laluna, kau harus makan lebih cepat, kalau kau selalu lambat seperti ini, nanti kau pasti jadi yang paling kurus di panti." Bayu mengelus-elus perutnya yang membuncit. Laluna menoleh ke arah Bayu dan menatapnya lama. "Kau juga harus berhenti menatap orang seperti itu, nanti mereka mengira kalau kau suka pada mereka. Walau aku nggak keberatan sih.. hehehe..." Bayu nyengir ke arah Laluna, Laluna tersenyum simpul.

"Memang suka kok. Jadi nggak papa kan?" senyumnya merekah, wajah Bayu memerah. Bayu menatap sepatu usangnya, sesekali mencuri pandang ke arah Laluna yang masih makan dengan pelan. Gadis kecil itu tampak sangat rapuh, sampai-sampai Bayu bahkan takut untuk mengulurkan tangan ke arahnya, kalau-kalau Laluna akan menghilang tertiup angin. Walau sekarang Laluna sudah sering tertawa, Bayu tidak akan pernah melupakan suara gemetaran gadis kecil itu, yang selalu membuatnya terenyuh.

"Aku sudah selesai, kenyang sekali." suara Laluna membuyarkan lamunan Bayu. Bel tanda istirahat usai masih beberapa menit lagi, Bayu memandang Laluna yang sedang merapikan kotak bekalnya dengan sangat hati-hati.

"Laluna..." Laluna menegadah ke arah Bayu.

"Apa?" matanya berbinar-binar. Bayu menunduk lagi, ragu-ragu dengan apa yang akan dikatakannya.

"Laluna, kau tidak akan pernah sendiri lagi. Aku janji akan selalu menemanimu. Jangan lupakan itu ya!" ucapnya sambil beranjak meninggalkan Laluna yang masih terdiam disana menatap punggung Bayu. Laluna tersenyum kecil, rasanya sangat hangat saat seseorang berjanji akan selalu bersamamu, bahwa kau tidak akan pernah sendiri lagi, tidak akan ada kehilangan lagi. Laluna sangat senang mendengar kata-kata yang diucapkan Bayu padanya.

"Pulang sekolah nanti sama-sama ya!" teriak Laluna pada Bayu yang belum berjalan terlalu jauh, Bayu menoleh dan mengangguk pelan.

No comments: